Tahun 2025 Merupakan Tahun Menuju Kemandirian Pelayanan Pelita Papua

Pada tanggal 14 Januari 2024, Pelita Papua mengadakan diskusi, doa dan jamuan kasih tahun baru bersama Sekda Kota Jayapura bertempat di kediamannya di Abepura. Dalam diskusi itu penasehat Pelita Papua Everth Merauje yang juga sala satu pendiri Pelita Papua.  Beliau menyampaikan konsep kemandirian menurut kisah dalam Alkitab. Disampaikan kemandirian itu berbicara tentang memberikan dari apa yang ada pada kita, tanpa harus bergantung pada keberadaan orang lain.

Hal ini dikutip dari kisah mujizat Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang. Disampaikan dalam kisah itu mengandung makna kemandirian hanya dengan 5 Roti dan Dua Ekor ikan dapat memberi makan lima ribu orang.

" Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." (Lukas 9:13).

Menurut Everth Merauje, kisah ini mngandung nilai, apa adanya dan memberi dengan iklas. Dengan apa yang ada pada kita kita akan maksimal dalam memanfaatkan setiap potensi kita. Dengan pemberian yang tulus akan memurnikan setiap pemberian. Setiap pemberian kita akan menjadi persembahan yang kudus.

Hal lain yang perlu dihindari untuk mendapatkan ke dua nilai di atas adalah hindari teologi Lazarus.  Alkisah ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham (Lukas 16:20-22 )

Walaupun kisah akhirnya Lazarus masuk surga, tetapi selama dia di Dunia dia menderita, karena ketidakadilan para penguasa dan kapitalis. Dan Lazarus saat itu berada di kediaman orang kaya yang pelit dalam keadaan yang rentan. Jika Lazarus saat itu tidak berada di tempat itu maka kisahnya pasti berbeda dia akan mengusahakan untuk mendapatkan makan dengan cara yang lain tanpa memungut ampas ampas yang jatuh dari meja orang kaya itu.

Disini kita memetik pelajaran kita yang mampu harus memiliki belas kasihan dan jangan pelit. Sedangkan kita yang lemah jangan bergantung pada kekuasaan manusia tetapi Tuhan.  Tuhan berjanji kita akan hidup berkelimpahan ketika Tuhan itu hadir dalam diri kita.  Jangan terus berharap orang lain yang akan memenuhi kebutuhan kita tetapi Tuhan yang akan memberikan itu kepada kita dengan ketulusan memberi dari keterbatasan bahkan beri dari kekurangan kita.

Tahun ini Pelita Papua telah masuk pada usia 6 tahun, suda banyak hasil yang Tuhan beri dari setiap pemberian kita. Usia 6 tahun adalah usia dimana awal mula seorang manusia mulai mengenal pendidikan dan awal mula kemandirian diri dimulai. Tahun ini pelita akan punya Rumah, pelita Punya kebun, punya kader, punya SDM dan punya jejaring. Hal terutama adalah pelita Punya Tuhan yang menghidupkan semua sumber daya itu.

Pelita harus suda memulai dengan mengembangkan kapasitas kita untuk menghidupi diri sendiri menuju kemandirian pelayanan yang memberkati bangsa Papua dan bangsa - bangsa. Resolusi pelayanan Pelita Papua tahun 2025 adalah menuju kemandirian.